Metropilar Pos - Menuntut ilmu pada
perguruan tinggi adalah impian semua anak. Bukan hanya mencari ilmu, pada
perguruan tinggi seorang anak bisa menemukan dan membangun potensi diri, karena
banyak jurusan-jurusan yang ada pada suatu perguruan tinggi itulah yang membuat
seorang anak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan sang anak. Namun
kadang kala membuat seseorang berpikir ‘kira-kira mana jurusan yang pas untuk
saya dan mana kira-kira jurusan yang bisa cepat dapat kerja kalau selesai
nanti’’. Namun Persoalan jurusan mungkin itu tidak terlalu penting, yang
penting adalah bagaimana cara cara seseorang dalam menguasai ilmu dijurusan agar kelak bisa
lulus diperguruan tinggi dengan IPK yang tinggi, sehingga bisa menunjang dalam
mencari pekerjaan dengan modal ilmu dan ijazahnya kelak.
Disisi lain, tingginya
uang kuliah tunggal (UKT) menjadi momok menakutkan bagi para orang tua dan anak
berprestasi namun kurang mampu, karena cita-cita mereka untuk mendapatkan pendidikan
tinggi harus terkubur hidup-hidup.
Pada tahun 2014 di
universitas halu oleo (UHO), penetapan jumlah uang kuliah tunggal di lakukan
dengan cara, pihak kampus turun langsung kerumah-rumah mahasiswa untuk
mensurvei dan mendata masing-masing keluarga mahasiswa, dengan maksud agar uang
kuliah tunggal (UKT) bisa disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga mahasiswa
tersebut. Namun kenyataannya adalah banyak mahasiswa yang merasa sangat
berat dengan uang kuliah tunggal (UKT) yang harus mereka bayar persemester, sebut
saja A.S, dia terpakasa berhenti kuliah karena tidak bisa melunasi UKT nya, dan
masih banyak lagi mahasiswa-mahasiswa malang bernasib sama dengan A.S.
Untuk membantu masarakat
yang kurang mampu dan mempunyai keinginan besar untuk kuliah, pemerintah
mengadakan bantuan pendidikan miskin berprestasi (bidik misi). Dan terbuka
selebar-lebarnya bagi anak tidak mampu namun berprestasi untuk dapat merasakan
bangku perkuliahan (terutama untuk perguruan tinggi negeri). Sesuai dengan misi
bidik misi yaitu:
1. Menghidupkan harapan bagi masyarakat tidak mampu dan mempunyai
potensi akademik baik untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang
pendidikan tinggi;
2. Menghasilkan sumber daya
insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat
Yang terjadi, bidik misi
yang seharusnya di peruntukan mahasiswa miskin dan berprestasi ini sebagaimana
misi dari bidik misi ini, di UHO malah tersalur ke orang-orang yang tidak layak
untuk mendapatkan bantuan tersebut, kita sebut saja L.M, orang tua L.M adalah
seorang PNS, namun dia mendapatkan bantuan bidik misi, sementara si L.F yang
orang tua laki-lakinya telah tiada, hidup bersama adik dan ibunya. Dan ibunya bekerja sebagai seorang pembantu rumah
tangga, tidak mendapatkan bantuan tersebut.
Salah seorang mahasiswa
A.W mengaku bingung dengan bantuan bidik misi yang dia dapatkan, sebelum
mendapatkan bantuan bidik misi, uang kuliah tungga(UKT) yang harus dia bayar
per semester adalah 1 juta, setelah mendapatkan bantuan bidik misi, uang kuliah
tunggal (UKT) nya naik menjadi 2,4 juta. Jadi setiap uang bantuan yang dia
terima telah terlebih dahulu terpotong 2,4 juta sebelum sampai kepada dia.
Penulis : Pulpen AbuAbu
Editor : Penahu
0 komentar:
Posting Komentar