Metropilar Pos - Kejutan demi kejutan telah dipertunjukan oleh pemerintahan
Jokowi-JK. Impor garam, impor cangkul, tenaga asing yang menjamur merupakan
sebagian hasil karya spektakuler dari pemerintahan saat ini di tahun 2016.
Gemar berkarya rupanya menjadi fashion Jokowi-JK, awal tahun 2017 pemerintah
kita kembali menggemparkan rakyat dengan mujizat kebijakan kenaikan tarif STNK
dan kenaikan harga BBM. Tapi sayang, karya-karya spektakuler ini semakin
mencekik leher rakyat-rakyat miskin Indonesia. Terimakasih Pemerintahan
Jokowi-JK atas Kado pahitnya untuk rakyat Indonesia di awal tahun Baru 2017.
Sesuai dengan judul, kenaikan harga BBM
menjadi sorotan utama pada artikel kali ini. BBM merupakan sektor sentral
ekonomi Indonesia, jika BBM naik tentunya akan mendorong harga
kebutuhan-kebutuhan lain untuk naik pula. Anehnya harga kebutuhan-kebutuhan
lain yang mengikut kenaikan BBM tidak ikut turun di pasca harga BBM turun
kembali. Olehnya itu mestinya pemerintah tidak seenaknya menaikan harga BBM.
Tepat tanggal 5 januari 2017 pukul 00 :
00 kebijakan kenaikan BBM diberlakukan oleh pemerintah. Pertamax, Pertalitr dan
dexlite merupakan jenis BBM yang di kenai kenaikan sebesar Rp.300 . Pemerintah
berdalih kenaikan harga BBM awal januari 2017 di picu oleh semakin naiknya
harga minyak dunia.
Boleh di kata jika pemerintah tidak
menaikan BBM maka pemerintah akan mengalami kerugian. Sungguh alasan yang
mengada-ngada, berdasarkan fakta selama pemerintahan Jokowi-JK Pertamina yang
notabanenya sebagai otoritas pengelola BBM setiap tahunnya meraup keuntungan
besar. Fakta keuntungan Pertamina 2014-2016 :
- Direktur
Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyebutkan, laba bersih perseroan selama
2014 hanya US$ 1,57 miliar atau sekitar 18,5 Triliun Rupiah.
(www.detik.com)
- Pada
tahun 2015 Pertamina kembali meraup laba bersih sebesar US$1,39 miliar
atau sekitar 19 triliun Rupiah. Laba bersih tersebut hanya terhitung
sampai oktober 2015. (www.pertamina.com)
- Pada
tahun 2016 Pertamina lagi-lagi meraup laba bersih sebesar US$2,83 miliar
hingga akhir triwulan III (Januari-September) 2016 meningkat 209%
dibandingkan dengan tahun pencapaian pada periode yang sama tahun 2015.
(www.pertamina.com)
Masyarakat Indonesia boleh sedikit
legah, BBM jenis premium tidak ikut pula dinaikan pada awal januari 2017,
premium adalah jenis BBM yang paling banyak di gunakan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Akan tetapi berdasarkan data keuntungan pertamina setiap
tahun selalunya mengalami peningkatan mestinya harus terjadi penurunan harga BBM premium
ataupun jenis BBM lain tidak perlu dinaikan.
Melihat tingkah Pemerintah Indonesia dewasa ini, pertamina seakan
terlena dengan prestasi Pertamina pada semester I 2016 sebab Pertamina berhasil
menjadi perusahaan migas dengan keuntungan terbesar ke 2 di dunia setelah Exxon Mobil. Ditambah lagi
berdasarkan “ Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero)
menargetkan laba bersih perseroan pada tahun 2017 sebesar 3,04 miliar dolar AS
atau setara dengan Rp40,95 triliun (kurs Rp13.470 per dolar AS), tumbuh 6
persen dibanding proyeksi laba bersih 2016 sbesar 2,88 miliar dolar AS ” (www.antaranews.com).
Demi mencapai target, terlihat Pemerintah melalui pertamina
mengorbankan rakyat dengan menaikan harga beberapa jenis BBM. Sungguh
pemerintahan yang gila dipuji dunia internasional. Ya begitulah ,,, Indonesia
dewasa ini begitu bangga dengan pujian-pujian berkedok busuk dunia
internasional, tambang-tambang yang ada Indonesia sebagai bayaran dari
pujian-pujian tersebut.
Sudah waktunya pemerintah kita melek, sudah waktunya revolusi
ekonomi, tambang-tambang minyak yang ada harus di nasionalisasi sesegera
mungkin oleh pemerintah demi terwujudnya BBM murah bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Penulis : LAW
0 komentar:
Posting Komentar