Kepada dosen-dosen rajin jangan
tersinggung dengan tulisan ini, dan kepada Dosen-Dosen Malas silahkan tersinggung,
karena itu yang di harapkan
Komarobheano.
Metropilar Pos - Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat (Defenisi dari
Pemerintah).
Dunia
mahasiswa hari-hari tak akan pernah lepas dari bayang-bayang dosen, proses
perkuliahan mahasiswa tidak mungkin akan berjalan tanpa adanya peran dosen. Mahasiswa
berhak untuk menerima pengajaran dari dosen, dan dosen pun harus tahu
kewajibannya untuk mewadahi hak dari mahasiswa tersebut. Proses perkuliahan
yang ideal akan terwujud jika dosen dan mahasiswa sama-sama tahu tupoksinya.
Sekarang
ini kalender telah menandakan 8 Januari 2017, mestinya saat-saat sekarang sudah menjadi waktu libur semester ganjil bagi
mahasiswa UHO. Mengingat otoritas kampus telah mengumumkan pembayaran UKT untuk
semester genap akan dibuka pada tanggal 9 Januari 2017 dan berakhir sampai 3
februari 2017. Akan aneh, jika masih terjadi proses perkuliahan semester ganjil
sampai sekarang ini. Begitulah realitas yang terjadi kampus UHO, buli-bulian
antar mahasiswa yang libur duluan dengan yang masih kuliah nampaknya akan
menjadi lakon menarik di awal tahun baru 2017.
“ Yo,
men … waktunya Pulkam . . . kalean masih kuliah kah ? Kasian, , , makanya
kuliah di F***P biar cepat libur ”. . . bulian dari mahasiswa yang libur
duluan.
Tak mau di jatuhkan mahasiswa yang terlambat
libur membalas “ biarpun libur terlambat
menjadi status langganan kami setiap semester, yang penting kami dapat banyak
ilmu ”
Dapat
banyak ilmu sesungguhnya adalah sebuah pembenaran kosong, sangat tidak sesuai
fakta. Pembenaran yang hanya sebagai pelipur lara atas kemirisan dunia
pendidikan tinggi. Dosen-dosen telah lari dari
tugas pokoknya, yang seyogyanya menjadi teman setia mahasiswa dalam
proses perkuliahan malah asyik berbinis, asyik
mengurus proyek dan asyik dengan
kesibukan tidak jelas lainnya.
Wow,,,
dosen-dosen banyak yang mengabaikan mahasiswa. Barangkali status dosen yang di
embannya karena keterpaksaan. Jika di izinkan untuk menerka-nerka barangkali beginilah isi hati para dosen yang
pikun akan tugas pokoknya :
“
hai. . . mahasiswaku yang ganteng-ganteng
dan cantik-cantik, ketahuilah alasanku menjadi dosen bukanlah karena panggilan
hati melainkan karena tuntutan perut, aku jadi dosen agar bisa mendapat
penghasilan tetap ”.
Kinerja
dosen saat ini kebanyakan hanya sebagai formalitas demi kelancaran gaji. Akibat
kesibukan di luar kampus,,, jadwal mengajar mahasiswa pun diabaikan. Fungsi
dosen hanya berlangsung ketika di akhir semester,,, setiap semester normalnya
terjadi 16 kali pertemuan efektif kuliah. Namun karena saking sibuknya (dosen)
di luar, kerap kali terjadi pemangkasan pertemuan menjadi 3 sampai 5 kali
pertemuan saja dalam satu semester. Kadangkala juga ada dosen yang tidak pernah
masuk atau memberi perkuliahan kepada mahasiswa karena tuntutan disegerakannya
pengimputan nilai, terpaksa mengambil jalan pintas dengan hanya memberi tugas
ringan kepada mahasiswa. Tugas yang diberikan seperti membuat makalah maupun
menyelesaikan soal esay yang jawabannya banyak di google.
Pada
umumnya syarat menjadi dosen, pendidikan kita itu minimal harus S2. Lulusan S2
kok cara mendidiknya asal-asalan. Jika menjadi dosen itu tidak perlu memberi
kuliah cukup memberi tugas ringan saja, tak perlu bercape-cape kuliah sampai
mencapai gelar master, lulusan SMA pun bisa melakukan hal enteng tersebut.
Satu
hal lagi yang paling mengherankan, dosen yang pikun akan tanggung jawabnya
tidak mau di salahkan, malah menyalahkan si mahasiswa yang menghadap kepadanya.
“ Kenapa
baru menghadap de, saya ini kalau tidak di ingatkan pasti saya lupa dengan jam mengajar
saya, lain kali ingatkan saya kalau ada jadwal mengajar saya sama kalian ”
, permainan lisan para dosen pikun.
Aneh
tapi nyata, mahasiswa bukan alaram yang senantiasa harus mengingatkan
dosen-dosen saat tiba jam mengajarnya. Mahasiswa kuliah itu tidak gratis loh,,,
UKT telah dibebankan kepada mahasiswa setiap semester, UKT adalah kewajiban
mahasiswa dan mahasiswa sudah menuntaskan kewajiban itu. Sekarang sudah
waktunya kampus memberi hak yang semestinya didapat mahasiswa yakni mendapat
pengajaran yang layak dari dosen-dosen kampus.
Perlu
di ingat oleh para dosen-dosen, karakteristik mahasiswa-mahasiswa UHO sekarang
ini akan sangat merasa bahagia jika dosen jarang masuk mengajar, sebenarnya
kemalasan kalian (para dosen) adalah berkah bagi mahasiswa. Mahasiswa mana yang
tidak akan senang jika hari-hari jarang menerima kuliah, tetapi dosen-dosen
malas tetap memberi nilai bagus pada mahasiswa tersebut.
Sampai
kapan mahasiswa akan dilenakan dengan zona nyaman sesaat, tidak selamanya
mahasiswa akan terkungkung di dalam dunia kampus, akan tiba masanya untuk
kembali ke masyarakat, nilai A dan B yang diberi oleh para dosen pikun tidak
berguna di wilayah masyarakat melainkan ilmu-ilmu yang menjadi jurusan
mahasiswa kuliahlah yang dibutuhkan masyarakat. Ilmu teknik, Ilmu pertanian,
Ilmu peternakan, Ilmu kesehatan dan ilmu penting lainnya. Mahasiswa tidak akan
pernah mendapatkan ilmu-ilmu tersebut jika otoritas kampus masih membiarkan
dosen-dosen pikun sebagai tim pengajar mahasiswa.
Kondisi
demikian sehingga menimbulkan banyak di antara mahasiswa sadar ternyata lebih
enteng masa kuliah dibanding masa SMA. Di SMA, hari-hari kita disibukan dengan
tatap muka dengan guru-guru. Senin hingga sabtu tiada henti-hentinya kita
menerima pelajaran dari guru-guru. Ketika penerimaan rapor, meskipun kita tidak
pernah alpa dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru,
kehadiran penuh dan tugas-tugas yang kita kerjakan tidak menjamin nilai rapor
kita bagus.
Sangat
berbanding terbalik dengan masa kuliah, proses bertatap muka dengan dosen
sangat jarang bahkan tidak pernah sama sekali, tugas juga nanti mid dan final
baru diberi tugas. Tapi ketika pengeluaran nilai, nilai yang keluar itu bagus-bagus(
A dan B). Nilai menjadi barang murah di UHO yang katanya dulu berakrditasi C
sekarang sudah B. Akreditasi B tapi dosen pengajarnya banyak yang pikun akan
tugasnya sebagai dosen, dosen mestinya berupaya mengangkat derajat intelektual
mahasiswa, bukan malah semakin memperbodoh mahasiswa dengan nilai-nilai bagus yang
tidak sesuai proses yang ditempuh si mahasiswa.
Terakhir
, menariknya setiap tahun UHO berhasil mentelurkan ribuan sarjana. Jumlah yang
sangat fantastis, ribuan sarjana yang telurkan ini ujung-ujungnya banyak
menjadi pengangguran bertitel, kenapa hal tersebut bisa terjadi, coba kita bertanya pada para dosen pikun,
barangkali mereka bisa menjawabnya !
Penulis
: Komarobheano
0 komentar:
Posting Komentar