Metropilar Pos -Memperingati hari anti korupsi sedunia
tepat pada hari jum’at 09/12/2016 , ratusan mahasiswa Teknik atau biasa di
sebut dengan pasukan laskar hitam menggelar aksi demonstrasi guna
menuntut pemerintah untuk tuntaskan berbagai macam persoalan yang dialami
mahasiswa Universitas Halu Oleo.
Gerakan
awal di bangun di depan Fakultas Teknik yang di pimpin langsung oleh Kordinator
Lapangan dengan menyampaikan orasi ilmiah tentang banyaknya Permasalahan yang
harus di tuntaskan di lingkungan Universitas Halu Oleo, Khususnya Uang kuliah
tunggal (UKT).
Menjelang
sekitar 10 menit orasi ilmiah yang di sampaikan oleh Kordinator Lapangan,
kemudian masa aksi melanjutkan gerakan mereka di gedung Rektorat Universitas Halu
Oleo untuk meminta pihak Birokrasi kampus agar “membuka dengan jelas besaran
nominal dan acuan dasar tentang pengelolaan anggaran kemahasiswaan” sebagai
mana yang tertera dalam pernyataan sikap tuntutan KBM TEKNIK UHO kepada pihak
birokrasi kampus .
“Aksi
Demonstrasi yang kami lakukan hari ini merupakan gerakan murni yang terlepas
dari unsur kepentingan pribadi Guna memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia,
sekaligus bentuk dari keprihatinan kami terhadap tindakan sewenang-wenang yang
di lakukan oleh pihak Birokrasi kampus kepada mahasiswa atas dasar Di
naikannya biaya Uang Kulaih Tunggal (UKT) Di
Universitas Haluoleo,Yang di mana pihak Birokrasi kampus telah menyalahi aturan
Dirjen Dikti yang sudah di keluarkan melalui surat edaran’’( ungkap Yusran I.r,
selaku salah satu koordinator lapangan ) .
Ratusan
masa aksi yang di dipimpin langsung oleh kordintaor lapangan ( KORLAP )
menegaskan bahwa menaikan uang kuliah tunggal ( UKT ) yang telah di
tetapkan oleh pihak Birokrasi kampus di universitas Halu Oleo sejak tahun
2012 tidak sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan dalam peraturan Dirjen
Dikti Nomor 305/E/T/2012 tentang larangan menaikan SPP di seluruh PTN di
indonesia, kejadian ini membuat masa aksi kembali menegaskan ke pada
pihak Birokrasi kampus bahwa mereka ( masa aksi ) akan mempertanyakan
kejanggalan-kejanggalan yang merampas hak mahasiswa dan akan menyuarakan
tindakan yang sewenang-wenang yang dilakukan oleh pihak Birokrasi kampus
ini kepada pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi
Tenggara untuk di proses dan di usut secara tuntas untuk di hukum sesuai dengan
aturan yang berlaku guna memberikan hukuman yang seadil adilnya.
Sekitar
satu jam kemudian berlangsungnya orasi ilmiah dan tidak juga
mendapatkan tanggapan apapun dari pihak birokrasi kampus, ratusan masa
aksi kemudian meninggalkan gedung Rektorat dan kembali merapatkan barisan
di depan gedung fakultas Teknik untuk melangsungkan pergerakan mereka ke kantor
DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.
Orasi
ilmiah yang di lontarkan di sepanjang jalan menuju gedung kantor DPRD kota
kendari mendapatkan sambutan kegembiraan dari pengguna jalan dengan
memberikan senyuman dan terdengar teriakan dengan ucapan ‘’ hidup
mahasiswa’’yang dilontarkan salah satu dari masyarakat pengguna jalan yang
menggunakan kendaraan roda dua.
Setibanya
di sekitaran gedung kantor DPRD kota kendari ,masa aksi melanjutkan
gerakan mereka dengan jalan kaki sampai di dalam halam kantor DPRD kota kendari
, yang berjarak kurang lebih 50 meter dari gedung DPRD kota kendari.
Tidak
ada keterangan pasti yang diberikan oleh pihak Anggota DPRD dengan alasan
ketua DPRD sedang melakukan rapat kerja ( ujar salah satu dari staf DPRD ) yang
mendapatkan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Menyikapi
hal itu Ratusan mahasiswa fakultas teknik langsunung berbalik arah dan
melanjutkan gerakan aksi mereka dengan melakukan pembakaran ban di depan
kantor Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara
Penulis : Laode Marwan
0 komentar:
Posting Komentar