Tujuh puluh dua tahun silam tepatnya 1 Juni 1945, Bung Karno berpidato di hadapan peserta sidang BPUPKI guna membahas landasan filosofis berdirinya Negara Indonesia. Peristiwa inilah yang dikenang sebagai hari lahirnya PANCASILA. Sidang BPUPKI pertama yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 menggambarkan bahwa sudah adanya keinginan besar bangsa Indonesia untuk merdeka dan manifestasi dari kemerdekaan itu ialah berdirinya negara Indonesia. para Founding Father bangsa sadar untuk mendirikan negara Indonesia maka dibutuhkan sebuah pondasi atau dasar yang akan menjadi rujukan dalam menjalankan kelangsungan hidup bernegara kedepannya. Hingga pada akhirnya PANCASILA disepakati sebagai pondasi berdirinya negara Indonesia.
Pancasila mempunyai dua peranan pokok: pertama, sebagai dasar yang mempersatukan bangsa Indonesia: Kedua, sebagai dasar yang memberi arah kepada perikehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Pancasila Sebagai Dasar Yang Mempersatukan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia yang multikultur sebab terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, golongan, aliran pemikiran, budaya maupun agama harus bersandar pada suatu dasar yang mana semua perbedaan itu bisa bersandar atau berpegang teguh di atasnya. Tiada dasar lain selain PANCASILA yang mampu menyulap pertentangan dari perbedaan-perbedaan tadi menjadi sebuah persatuan sehingga semuanya yakin untuk bernaung di sebuah negara yang bernama Indonesia.
2. Pancasila Sebagai Dasar Yang Memberi Arah Kepada Perikehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Bangsa Indonesia selama berabad-abad lamanya mengalami penderitaan akibat ketertindasan dari kolonialisme dan imperialisme. Untuk melepaskan diri dari ketertindasan tersebut maka bangsa Indonesia harus merdeka. Kemerdekaan bertujuan untuk menghapus segala bentuk penindasan di bumi Indonesia sehingga terwujud masyarakat adil makmur sekaligus sebagai menjadi tujuan akhir dari kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu kata Bung Karno, supaya perjuangan bangsa Indonesia (kemerdekaan) tidak melenceng dari tujuan, maka kehidupan berbangsa harus diberi pandangan hidup (PANCASILA). Ia harus menjadi bintang penuntun arah bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Pembeloton Peran Pancasila
Keinginan merdeka bangsa Indonesia bertujuan untuk perbaikan nasib yang bebas dari segala bentuk penindasan. Bung Karno mengungkapkan perbaikan nasib ini hanyalah bisa datang seratus persen, bilamana di masyarakat sudah tidak ada kapitalisme dan imperialisme. Dengan kata lain PANCASILA di jadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia agar tidak kembali masuk dalam cengkraman penjajahan. Namun semenjak bergantinya rezim orde lama menjadi orde baru, negara Indonesia yang tadinya anti terhadap kapitalisme dan imperialisme berbalik arah, malah pemerintahan rezim orde baru menjelma menjadi komprador asing yang menumbuh suburkan praktek kapitalisme dan imperialisme. PANCASILA telah di cabut rohnya yang anti kapitalisme dan imperialisme, hanya tersisa raganya yang di keramatkan sebagai barang pajangan dan hafalan belaka.
Selain itu, nilai kemanusiaan, demokrasi dan keadilan sosial yang termaktub dalam PANCASILA ikut terabaikan hal ini terlihat dari tindakan represif Pemerintahan orde baru terhadap lawan-lawan politiknya ataupun rakyat yang menentangnya. Atas nama PANCASILA penculikan sampai berujung pembunuhan di halalkan oleh rezim Orde Baru.
Berlanjut di era reformasi pemahaman PANCASILA yang ditanamkan rezim orde baru masih mengental dalam diri sebagian besar generasi yang hidup di masa reformasi. Akibatnya praktek kehidupan bernegara semakin memperlihatkan toleransi hidup beragama yang semakin surut: adanya sebagian golongan agama yang mengklaim agamanya lah paling benar di antara semua agama dan orang-orang yang beragama lain di cap kafir; kekerasan antar etnik atau kelompok masyarakat masih terjadi seakan kita tidak hidup dalam satu nilai kebangsaan; Kesenjangan sosial ekonomi semakin nyata: rakyat miskin makin banyak tanpa lapangan kerja serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang memadai sementara konsumtifisme dan hedonisme pun berlangsung dengan mencolok seakan melemparkan jauh-jauh semangat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; kehidupan demokrasi yang carut-marut: adanya politik uang yang mendorong tumbuh suburnya praktek korupsi di jajaran pemerintahan dan adanya politik identitas yang mengklaim hanya golongan agama tertentu saja yang boleh jadi pemimpin di Indonesia ini sangat nampak pada PILKADA DKI Jakarta.
Negara Indonesia telah melenceng dari tujuan kemerdekaannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur. Sehingga sebagian golongan memanfaatkan ini dan mengviruskan pemikiran-pemikiran yang menganggap akar permasalahan Indonesia saat ini disebabkan negara ini berdiri di atas dasar yang salah dan olehnya itu harus segera di ganti dengan dasar lain. Sesungguhnya ini sebuah pemikiran keliru, PANCASILA ialah penuntun arah yang telah di wariskan oleh para founding Father bangsa agar tidak keluar dari jalur tujuan kemerdekaan. Bukan PANCASILA nya yang salah namun pemahaman serta penggunaan PANCASILA lah yang keliru sehingga menimbulkan kondisi negara semakin jauh dari tujuan kemerdekaannya.
Tertanda
Departemen Kajian dan Bacaan LMND Eksekutif Kota Kendari
0 komentar:
Posting Komentar